20 Feb 2009

Sepatu 110 Miliar : “Pahlawan Pelempar Sepatu”



Suci dalam Nista - “Pahlawan Pelempar Sepatu”
Peristiwa pelemparan sepatu oleh wartawan Irak, Muntadar kepada pemimpin AS, Presiden George W Bush pada konferensi pers bersama PM Nouri al-Maliki, menjadi berita terhangat. Kepopuleran berita ini hampir menyamai sewaktu Amerika menginvasi Irak pada tahun 2003, dan eksekusi mati mantan Presiden Irak, Saddam Hussein di akhir tahun 2006.
Lihat photo “Saat Bush Dilempar Sepatu“
Muntadar al-Zaid melempar sepatu kepada Bush seraya meneriakkan ‘anjing’ dalam bahasa Arab.Bush berhasil menghindar dengan jurus menunduk meskipun telah dilempar dua kali pada jarak 5 meter. Akibat aksinya ini, Muntadar al-Zaid langsung diamankan oleh pihak keamanan Irak dan AS. Muntadar mengalami patah tulang rusuk dan luka pada lengan akibat hantaman petugas keamanan. Kini ‘pahlawan sepatu terbang” di tahan di penjara militer Irak.



“Suci dalam Nista” - Muntadar Al-Zaid
Meskipun secara tata etika dan norma, tindakan Muntadar merupakan aksi wartawan yang tidak dibenarkan karena menghina seorang kepala negara. Sebagai seorang jurnalis, tentunya memiliki jalur aspirasi yang elegant.
Namun, karena kekecewaan rakyat yang hidup dibawah bom, teror, dan keberingasan tentara AS di Irak, menyebabkan aksi Muntadar menjadi “suci dalam nista”. Aksi yang sangat berani dari seorang pemuda 28 tahun ini, mendapat simpatik dari masyarakat luas di Irak maupun negara-negara Arab. Bahkan, presiden di benua Amerika pun menyambut takjub dan kagum atas “kepahlawanan” wartawan Al-Baghdadia ini.Pemerintah Irak pun menjadi dilematis, apakah harus menindak atau membebaskannya? Secara konstitusi hal ini tidak dapat dibenarkan, namun secara moril dan aspirasi rakyat Irak, maka Pemerintah Irak harus mendukung bentuk keletihan rakyat Irak akibat invasi militer AS sejak tahun 2003 lalu.

Sepatu Paling Bersejarah : 110 miliar rupiah
Kini, sepatu yang melayang di atas kepala Bush ini menjadi sepatu paling bersejarah. Tidak pernah ada kasus pelemparan sepatu bagi seorang pemimpin AS. Ini memang sejarah bagi aspirasi rakyat yang tertindas. Tindakan Zaidipun sangat kreatif, melempar kreator perang di Irak dengan sepasang sepatunya. Selain bersejarah, sepasang sepatu yang dilemparkan ke arah Presiden AS George W Bush kini menjadi sepatu yang paling diincar oleh orang-orang. Dikabarkan tawaran harga sepasang sepatu Zaid telah mencapai US$ 10 juta (110 miliar rupiah).

Sepatu Bersejarah sekaligus “Tidak Berdosa” dihancurkan
Dengan alasan tidak logis bahwa khawatir sepesang sepatu yang dilempar mengandung bahan peledak, hari Kamis kemarin, pihak otoritas Irak bersama AS menghancurkan. Mereka berkilah bahwa mereka menghancurkannya untuk memastikan apakah sepatu tersebut mengandung bahan peledak atau tidak. “Sepatu itu diperiksa oleh petugas keamanan Irak dan AS dan kemudian dimusnahkan,” kata hakim penyidik tersebut.(*)
Kita bisa memahami penghancuran tersebut karena isu sepatunya begitu mendeskritkan seorang Bush. Bayangkan saja, sepatu tersebut mampu melewati tubuh Bush. Sepatu tersebut tentunya memiliki nilai history dunia Irak, yakni kekecewaan masyarakat Irak maupun dunia luas akibat keberingasan Bush dan militernya. Ini berarti juga, sebagian besar masyarakat dunia tidak menyukai kebijakan luar negeri yang kontroversial.(*)
Sudah seharusnya sepatu itu mengingatkan kepada setiap pemimpin dunia agar jangan serakah, jangan arogan, jangan mencari berbagai alasan untuk menguasai suatu wilayah demi kepentingan kelompok. Jangan menjajah, karena setiap orang tidak ingin dijajah, dihina, ditindas, dan bertindak sewenang-wenangnya. Walaupun sesunguhnya, tindakan memprotes dengan cara melempar sepatu bukanlah tindakan yang patut dicontohin. Bukan tindakan pelemparan Zaidi yang kita perlu sorotin,namun makna dibalik itu “kami tidak suka dengan tindakan sewenang-wenangmu terhadap masyarakat kami” (*)

Gedung Putih
Juru bicara Gedung Putih, Perino, menyatakan bahwa Bush percaya [yang pasti tidak sekadar percaya, pasti ada unsur "perintah"] bahwa sistem hukum di Irak akan memberikan hukuman yang tepat untuk “si pelempar batu” tersebut. Lebih lanjut Perino mengatakan, “Presiden Bush tidak menyimpan dendam di hati atas peristiwa tersebut,”. [bahasa diplomatis].

Kisah Muntadar al-Zaid
Zaidi telah bekerja untuk stasiun TV Al-Baghdadia selama tiga tahun. Ia merupakan alumni jurusan komunikasi dari Baghdad University. Zaidi pernah diculik oleh gerilyawan dan dua kali diinterogasi oleh pasukan Amerika di Irak. Pada bulan November dia diculik oleh kawanan bersenjata saat menuju tempat kerja di Bagdhad dan dibebaskan tiga hari kemudian tanpa uang tebusan.
Dan kisah Zaidi melempar sepatunya kepada Bush menutup dengan “manis” perpishan Bush di Irak menjelang akhir jabatannya 19 Januari 2009.

Bagaimana pendapat Anda?
kami tunggu commentarnya..............

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RUANG NGERUMPI